Foto : Beberapa foto APD berupa masker dan baju hazmat jas hujan beredar di medsos yang diduga fasilitas dikeluhkan para nakes honorer di RSUD Tanjung Senai. (palpres.com)
OGAN ILIR, - Terkait aksi tuntutan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) honorer RSUD Ogan Ilir pada beberapa waktu lalu yang menyinggung masalah standar perlengkapan. Ternyata salah satunya masker yang mereka gunakan bukan menggunakan jenis N95.
Hal ini terlihat jelas dari sebuah foto masker tersebut yang bukan standar organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) berupa N95 dalam merawat pasien terinfeksi Virus Corona (Covid-19). Sehingga mereka melakukan aksi mogok selama 5 hari yang berujung pemecatan secara tidak hormat oleh Bupati Ogan Ilir sebelum pihak rumah sakit mengeluarkan perlengkapan yang standar.
Menurut salah seorang perawat yang minta dirahasiakan namanya, penggunaan masker tersebut mulai dari pagi hingga sore hari sehingga mereka takut dan khawatir dalam menangani pasien Covid karena jauh dari standar WHO.
"Iya, kalau maskernya benar hanya saja dapatnya satu lembar dari pihak Rumah Sakit, dipakai seharian, tidak ganti. Sedangkan baju APD (Alat Pelindung Diri) itu tidak dapat semua. Kalau yang di UGD (Unit Gawat Darurat) baru dapat", bebernya.
Senada penuturan perawat di atas, seorang perawat wanita yang juga dipecat menambahkan, APD yang disediakan pihak rumah sakit sama sekali tidak menjamin keselamatan mereka.
"Untuk menghadapi pasien Covid-19 itu, jangankan APD satu lapis, berlapis-lapis saja tidak menjamin aman dari penularan. Virus ini kan tidak kelihatan. Apalagi APD itu hanya sekali pakai", ucap perawat yang juga enggan disebutkan namanya.
Dikatakan dia, APD yang diberikan sama sekali tidak aman bagi tenaga medis. Ia lantas menyodorkan masker berbungkus plastik, yang diberikan pihak rumah sakit. Masker yang hanya selapis ini mesti dipakai selama bertugas hari itu.
"Ini kan tidak aman bagi kami. Mestinya tiga atau empat lapis untuk sekali pakai", ucapnya.
Lalu, ia pun menunjukkan APD berikutnya yang diberikan berupa satu pieces jas hujan warna hijau. "Ini jas hujan. Mana bisa menjamin keselamatan. APD yang benar, ada apron atau celemek. Lalu leher tertutup. Kemudian masker berlapis-lapis. Tiga lapis paling tidak. Itupun belum memberikan jaminan", ucapnya.
"Kami menuntut APD itu disediakan dan memberikan jaminan keselamatan bagi kami yang bertugas menangani pasien Covid-19 ini", pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Ogan Ilir dr. Roreta Arta Guna mengaku bahwa apa yang dilakukan pihaknya sudah sesuai prosedur yang ada.
"Masker bedah untuk level satu dan dua, masker N95 untuk level tiga. Jadi tidak semua petugas memakai masker N95", terangnya, Kamis (28/5/20). (Sumber : palpres.com) @oganilirterkini
Link sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar