OGAN ILIR, - Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas telah dimulai di Ogan Ilir sejak 31 Agustus lalu.
SMP maupun sederajat memulai tatap muka ini, disusul SD dan PAUD pada 6 September mendatang.
Meski telah ditentukan waktu dimulainya PTM terbatas oleh Disdikbud Ogan Ilir, ada beberapa sekolah yang mengundur jadwal pembelajaran dengan alasan protokol kesehatan.
Sejumlah sekolah yang lokasinya berdekatan, mengatur jam masuk agar tak ada mobilitas pelajar yang menimbulkan kerumunan dan dikhawatirkan mengakibatkan klaster.
Pemkab Ogan Ilir sendiri menjadikan PTM terbatas ini sekaligus sebagai simulasi untuk PTM jangka panjang, tentunya disesuaikan dengan situasi pandemi.
"Pelaksanaan PTM terbatas ini sekaligus sebagai simulasi juga," kata Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar saat meninjau PTM terbatas di Indralaya, Kamis (2/9/21).
Panca mengatakan, kegiatan PTM terbatas ini telah disosialisasikan oleh Disdikbud Ogan Ilir kepada orang tua siswa.
Jika orang tua keberatan anak mereka ikut PTM, tetap bisa ikut belajar daring dari rumah.
"Kalau orang tua keberatan anak mereka tatap muka, ya silakan. Belajar daring juga tidak masalah," kata Panca.
Rencananya, PTM terbatas ini akan diujicoba selama dua bulan ke depan.
"Mengenai persiapan sekolah, tentu ada hal-hal yang harus diperbaiki. Kami akan lakukan evaluasi setelahnya (dua bulan)," ucap Panca.
Panca ini mengimbau kepada pihak sekolah untuk terus memperbaiki dan lebih menyempurnakan lagi segala kesiapan PTM terbatas.
Protokol kesehatan yang ketat harus dikedepankan sehingga para siswa maupun guru terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat mulai diberlakukan PTM terbatas, siswa dibatasi maksimal 50 persen dari jumlah kapasitas kelas.
"Dalam satu minggu, hanya ada dua kali pertemuan di kelas selama dua jam. Masuk kelas seperti biasa mulai pukul 07.00," terang Panca.
Selama diberlakukan PTM terbatas, Pemkab Ogan Ilir juga ingin melihat kesiapan para guru.
Panca mengatakan, baik Disdikbud dan Dinkes Ogan Ilir akan memantau PTM terbatas ini agar jangan sampai menimbulkan klaster Covid-19.
"Di sekolah-sekolah yang lokasinya berdekatan, kita atur jam masuk siswa. Jangan sampai mobilitas siswa yang keluar-masuk sekolah, menimbulkan kerumunan," papar Panca.
Selain kesiapan teknis, Pemkab Ogan Ilir melalui Disdikbud memastikan para guru dan tenaga pengajar sudah divaksin.
"Alhamdulillah, untuk para guru sudah divaksin dan mereka siap mengajar," kata Panca menegaskan. @oganilirterkini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar