Home

Jumat, 24 Desember 2021

Pembangunan Turap di Muara Kuang Ogan Ilir Disoal Warga, Telan Dana Rp 4 Miliar Dibangun Hanya 33 M

Penampakan proyek turap di Desa Kuang Anyar Kecamatan Muara Kuang Ogan Ilir, yang dipersoalkan warga setempat karena dinilai tak sesuai dengan anggaran yang ada

OGAN ILIR, - Selain proyek turap di Serijabo Sungai Pinang yang mengundang perhatian publik, satu lagi proyek turap di Ogan Ilir yang dipertanyakan kualitasnya.

Turap di Serijabo sedang dalam proses perbaikan karena strukturnya miring dan tanah di pinggir turap ambles akibat diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Sementara satu proyek turap lainnya dibangun di tepi Sungai Ogan wilayah Desa Kuang Anyar Kecamatan Muara Kuang.

Turap sepanjang 33 meter dengan tinggi 12 meter itu dinilai warga kurang efektif menahan longsor.

Kepala Desa Kuang Anyar, Ansori mengatakan, proyek turap di desanya jauh dari harapan.

Menurut Ansori, warga dan perangkat desa mengusulkan pembangunan turap sepanjang 400 meter, namun realisasinya hanya mencapai 33 meter.

"Saya tahu itu dana pembangunannya Rp 4 miliar. Tapi masa iya dengan dana sebesar itu hanya bisa bangun (turap) 33 meter? Seperempat dari panjang yang diajukan pun tak sampai," kata Ansori, Jumat (24/12/21).

Ansori juga mengungkapkan, saat pengerjaan proyek turap tak dilengkapi dengan papan proyek.

Ansori khawatir, turap dengan panjang yang kurang itu tak berdampak pada pencegahan penggerusan tanah di pinggir sungai.

"Turap hanya melindungi sebidang lahan kosong dan satu rumah warga. Sedangkan puluhan rumah warga lainnya tak dilindungi sehingga terancam ambruk kalau air sungai pasang," ujar Ansori.

Pantauan di lapangan, volume tanah pada turap di Kuang Anyar berkurang karena tergerus air.

Permukaan tanah yang awalnya sejajar dengan tinggi turap, kini menurun hingga setengah meter.

Tumpukan karung berisi tanah yang membatasi kedua sisi turap juga sudah banyak yang hilang karena disapu air.

Sekitar 30 meter dari ujung turap ke arah hilir sungai, terdapat rumah Camat Muara Kuang, Hendri yang hanya berjarak beberapa meter dari dinding sungai.

Namun Hendri enggan berkomentar mengenai rumah miliknya yang terancam longsor.

Anita, warga yang tinggal paling dekat dengan proyek turap mengaku tak nyenyak tidur setiap malam.

Menurutnya, saat hujan turun dan air mengalir deras, Anita takut arus sungai menghantam tanah tempat tinggalnya.

"Saya takut apalagi kalau malam hujan deras, kalau tanah longsor dan rumah ambruk. Semoga bendungan (turap) ini dibangun lebih panjang untuk melindungi rumah-rumah kami," ujarnya diwawancarai terpisah.

Proyek turap di Kuang Anyar merupakan satu paket dengan proyek yang sama di Desa Serijabo, Kecamatan Sungai Pinang yang kondisinya miring dan sedang dalam perbaikan.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek turap, Yeni Novita Sari memastikan bahwa pengerjaan proyek sudah sesuai spesifikasi dan anggaran yang ada yakni Rp 4 miliar.

"Kalau dulu, acuan awal mereka (warga) pakai TPT (tembok penahan tebing) biasa, pakai batu kali. Kalau pakai itu kan memang bisa 400 meter," kata Yeni dihubungi via telepon.

Yeni menjelaskan, konstruksi penahan tebing sungai tak cocok menggunakan batu kali maupun bronjong karena tak kuat menahan arus air.

Apalagi, letak turap di Kuang Anyar berada di belokan Sungai Ogan, sama seperti belokan sungai di Serijabo.

"Makanya sesuai dengan hasil (kajian) kemarin, maka (pembangunan tembok) pakai sheet pile," jelas Yeni.

Mengenai nilai proyek dan kesesuaian dengan realisasinya, Yeni memastikan memang seperti itulah adanya.

"Itu kan (proyek turap) dibangun dari 81 batang sheet pile dengan tinggi masing-masing 12 meter dan berat 760 kilogram per batangnya. Kemudian sheet pile termasuk pondasi ditancapkan hingga 24 meter ke dalam tanah, bisa dihitung sendiri nilainya," papar Yeni. @oganilirterkini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar