Home

Rabu, 02 Maret 2022

Sungai Keruh, Warga Pemulutan Ogan Ilir Menduga Gegara Limbah Pabrik Beras

Kondisi anak Sungai Ogan di Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir

OGAN ILIR, - Akhir-akhir ini warga Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir mengeluhkan air anak Sungai Ogan di kampung mereka kotor bak kubangan kerbau. Kotornya sungai tersebut, diduga akibat limbah pabrik yang memproduksi beras.

Hal ini dikeluhkan tokoh pemuda didesa tersebut, Zulkarnain. Menurutnya, kondisi air sungai seperti ini sudah berjalan lebih dari satu minggu.

"Keadaan ini sudah menjadi buah bibir dan keluhan masyarakat desa, yang mayoritas mengunakan air sungai ini untuk kebutuhan sehari hari. Seperti mandi, cuci, kakus (MCK) di sungai ini," tuturnya.

Dikatakan Zulkarnain, bahwa pihaknya berharap kepada Bupati Ogan Ilir khususnya pihak terkait agar dapat menegur pihak perusahaan tersebut agar kiranya limbah air pertanian mereka jangan dibuang disungai.
 
Zul juga menambahkan, bahwa aliran sungai yang seharusnya mengalir langsung ke sungai desa, diduga dibelokkan oleh oknum perusahaan itu dengan cara membendung air agar masuk ke areal persawahan mereka terlebih dahulu.

"Setelah itu pihak perusahaan membuang air olahan sawah mereka ke sungai desa tanpa adaya koordinasi dengan masyarakat, dan tanpa izin dari pihak Pekerjaan Umum Kabupaten Ogan Ilir maupun dari Balai Besar Sungai Sumatera 8," terangnya.

Dikatakan dia, aliran pembuangan air bekas olahan pertanian perusahaan itu membuat masyarakat Desa Simpang pelabuhan Dalam jadi resah. Soalnya air limbah pertanian perusahaan tersebut membuat kualitas air sungai sangat buruk.

"Badan kita jadi gatal-gatal kalau mandi di sungai itu," imbuhnya.

Warga lainya, Suhadi, mengaku telah hampir satu tahun terakhir mengalami penyakit gatal-gatal. Bukan dirinya saja, istri dan anaknyapun mengalami hal yang sama. Meski sudah beberapa kali berobat, akan tetapi penyakit gatal itu tak juga kunjung sembuh.

"Ya, mau bagaimana lagi pak ,air ledeng disini belum masuk. Kalau mau beli galon untuk mandi, tidak terbiaya kita. Terpaksa, mau tidak mau kami harus mandi di sungai ini," ungkapnya seraya mengatakan warga lainya pun mengalami hal yang sama.

Warga mengaku, masalah yang mereka alami itu sudah dikoordinasikan warga ke pemerintah setempat. Namun sampai saat ini, belum ada tindakan nyata dari pihak manapun.

Sedangkan Kepala Desa Simpang Pelabuhan Dalam Nurdin, mengatakan tercemarnya aliran anak Sungai Ogan itu bukan semata-mata akibat limbah yang berasal dari swakelola sawah milik pabrik beras. Tetapi disebabkan tersumbatnya aliran sungai, akibat proses pembangunan jalan Tol Palembang-Kapal Betung.

"Kalau air mengalirnya deras dan lancar, tidak mungkin seperti ini. Ini airnya tidak ada yang ngalir, makanya sungai itu di tumbuhi rumput liar. Mengendap hingga airnya menjadi bau," ungkap sang kades.

Dia mengaku telah beberapa kali melakukan koordinasi dengan pihak tol untuk membuka bendungan, yang diduga menjadi penyumbat air untuk mengalir.

"Sebelumnya sudah kita tinjau lokasi itu, untuk dilakukan pembongkaran. Bahkan bersama aparat dan pejabat Pemkab OI. Tapi dari pihak PT. Waskita beralasan hal itu dalam proses audit, nunggu keputusan pimpinan. Sampai sekarang belum juga ada tindakan," terangnya.

Dengan pihak pabrik beras, Nurdin mengaku juga sudah melakukan koordinasi. "Pihak perusahaan selaku pemilik sawah ini kan cuma satu tahun sekali membuang limbah seperti ini. Tempat pembuangannya pun beberapa sudah ditutup," ungkapnya.

Sementara itu sampai berita ini diterbitkan, pihak pabrik beras belum bisa dimintai konformasi terkait kondisi tersebut. oganilirterkini.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar