Home

Selasa, 03 Mei 2022

Tradisi Lebaran di Ogan Ilir, Warga : Kalau Tidak Ada Speedboat Seperti Ada Yang Kurang

OGAN ILIR, - Masyarakat Kabupaten Ogan Ilir khususnya Indralaya punya cara berbeda untuk mengisi libur lebaran Idul Fitri. Dimana kalau daerah lain tempat rekreasi semisal wisata alam dan tempat bermain anak-anak, menjadi salah satu tujuan destinasi masyarakat pada umumnya.

Namun, berbeda halnya jika berkunjung ke Bumi Caram Seguguk khususnya di aliran sungai Ogan di Kecamatan Indralaya yang menghubungkan beberapa desa.

Ada pemandangan berbeda yang dapat memacu adrenalin Anda meningkat. Tentunya bukan sajian indahnya pegunungan, air terjun ataupun keunikan-keunikan hewan satwa seperti yang biasa dijumpai di kebun binatang.

Di sini, Anda akan melihat puluhan ‘speedboat’ menawarkan jasa hiburan untuk menarik penumpang memacu adrenalinnya dengan kecepatan di luar kebiasaan. Sopir ‘speedboat’ siap melayani dan memanjakan penumpang dengan aksi ‘zig-zag’.

Rawan kecelakaan, sudah tentu. Karena para penumpang juga tidak mengenakkan alat pengamanan seperti ‘live jacket’ dan pelampung. Pun demikian, ini sangat diminati bahkan didominasi penumpang anak-anak.

Ya, di momen lebaran seperti saat ini, ‘speedboat’ menjadi salah satu moda transportasi air yang dijadikan masyarakat Ogan Ilir sebagai sarana hiburan. Istilah naik ‘speedboat’ setiap lebaran seakan tak pernah hilang dari benak sebagian masyarakat, karena sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Lebaran Idul Fitri, sejatinya adalah momen hari kemenangan setelah sebulan menjalani ibadah puasa Ramadan. Di mana, momen lebaran ini dijadikan ajang silaturahmi untuk saling bermaafan dan berharap bisa kembali fitrah (suci).

Namun di balik itu, ada kesan sebagian masyarakat menyatakan seperti tak lebaran jika tak mencoba naik ‘speedboat’ di momen ini. Pakaian basah menjadi kepuasaan tersendiri bagi mereka yang begitu antusias menaiki ‘speedboat’ saat momen lebaran.

"Kalau ingat masa kecil, boat (speedboat) ini selalu ditunggu-tunggu kalau lebaran. Seru. Jadi, kalau tidak ada boat, seperti ada yang kurang lebaran ini," ujar Muhammad Nasir (28th), salah satu warga Indralaya, Selasa (3/5/22).

Meskipun naik ‘speedbot’ ini tampak mengasyikan dan dianggap seru oleh sebagian mereka yang menyukai tantangan, tentunya seperti bahasan di atas, keamanan juga perlu diperhatikan oleh pemilik ‘speedboat’ maupun penumpang itu sendiri. Penyediaan dan penggunaan ‘live jacket’ dan pelampung, misalnya.

Berdasarkan pengalaman, setiap tahun selalu saja ada korban akibat kecelakaan ‘speedboat’. Tak hanya korban luka ringan dan berat, bahkan ada yang meninggal tenggelam karena kecelakaan ‘speedboat’ di musim lebaran. Tapi sekali lagi, hal itu seolah tak membuat jera masyarakat karena merasa haus akan hiburan yang hanya setahun sekali ini.

"Kalau keamanan, sebenarnya penumpang juga kadang salah, tidak duduk di kursinya. Biasanya mereka duduk di pinggir (biar lebih seru). Mungkin itu saja yang ditakutkan. Tapi ya tadi, ini kan hiburan setahun sekali, dan sudah seperti tradisi. Pokoknya kalau tidak ada boat, lebaran itu terasa kurang," ungkap Tokoh Pemuda Desa Tanjung Sejaro ini.

Di samping sebagai hiburan dan tak menutup kemungkinan menimbulkan musibah kecelakaan, justru momen ini menjadi berkah bagi mereka pemilik ‘speedboat’.

Menurut Madun, salah satu sopir ‘speedboat’ menuturkan, lebaran ini memang menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk meraup rupiah lebih banyak dibanding hari biasanya.

"Kalau lebaran seperti ini, sehari itu (penghasilan) bisa dapat Rp.2,5 juta sampai Rp
3 juta lah," ungkap bapak dua anak ini.

Pada momen lebaran, imbuh Harkat, tarif penumpang untuk anak-anak dipatok Rp.10 ribu per kepala untuk satu putaran (pergi-pulang). Sedangkan bagi remaja dewasa Rp.20 ribu per kepala, serta Rp.150 sampai 200 ribu bagi carteran.

"Araknya mungkin sekitar 3,5 kilometer, dari sini (Pasar Indralaya) sampai ke jembatan Desa Sengading atau Desa Tebing Gerinting," ujar pria asal Pemulutan ini.

Untuk diketahui, rute perjalanan speedboat ini melewati aliran sungai Ogan yang meliputi beberapa desa yang berseberangan, di antaranya Sakatiga-Sakatiga Seberang, Tanjung Agung-Tanjung Sejaro, Tanjung Gelam, Sengading-Lubuk Sakti dan Sengading-Tebing Gerinting. oganilirterkini.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar