OGAN ILIR, - Turunnya harga karet setiap minggunya membuat petani karet di Kabupaten Ogan Ilir menjerit. Tak hanya itu, hal ini membuat para petani karet kurang bergairah untuk menyadap karet, terlebih mereka yang hanya jadi buruh sadap di kebun karet milik orang lain.
Seperti diungkapkan Abang, salah seorang petani karet di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu. Dia hanya berstatus sebagai buruh karet. Setiap hari dirinya harus mengerjakan dua kebun sekaligus.
"Hasil penjualan kan biasanya bagi dua dengan yang punya kebun, kalau harga turun terus ya hasil yang didapat semakin kecil tentunya," ungkapnya, Minggu (29/5/22).
Dikatakannya, saat ini harga karet hanya Rp.10.000 per kilogram dari harga sebelumnya mencapai Rp.10.800 per kilogram. Dari satu kebun karet biasanya dia menghasilkan lebih kurang 48 kilogram getah karet. Kemudian, hasil penjualannya nanti dibagi dua dengan pemilik kebun.
"Kepada pemerintah kami minta tolonglah, kami rakyat kecil ini jangan tambah di persulit dengan harga kebutuhan pokok yang mahal. Sekarang susah cari uang," keluhnya.
Keluhan juga disampaikan Elsi, petani karet di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Payaraman.
Menurut dia, penurunan harga karet di desanya ini sudah terjadi sekitar satu bulan atau tepatnya sebelum lebaran Idul Fitri lalu.
"Dari harga sebelumnya hampir Rp.11.000, minggu ini cuma Rp.10.000. Kondisi ini jadinya kita tidak semangat untuk nyadap karet," tandasnya. oganilirterkini.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar